Tips Sukses Berjualan Sate Kambing
Terdapat
aneka ragam sate dari berbagai penjuru di Indonesia. Antara lain sate
kambing, sate ayam, sate kelinci dan lain sebagainya. Setiap sate yang
ada dapat dinikmati dengan dua jenis bumbu, yaitu bumbu kecap dan bumbu
kacang.
Kali ini saya akan membahas mengenai
bisnis sate kambing. Sate kambing biasanya dijual bersama sup atau gulai
kambing, yang dibuat dengan menggunakan campuran tulang dan kikil
kambing. Daging kambing yang digunakan untuk membuat sate biasanya
bagian paha karena bagian ini lebih empuk sehingga lebih enak.
Pengolahan daging kambing perlu
berhati-hati supaya daging sate tidak keras dan tidak meninggalkan bau
khas yang kuat. Sebelum sate dipanggang, daging kambing sebaiknya
dibungkus menggunakan daun pepaya supaya lebih lunak. Daging kambing
muda juga lebih lunak dibandingkan dengan daging kambing yang sudah tua.
Kisaran umur kambing muda yang bagus untuk membuat sate kambing adalah 3
sampai 5 bulan.
Pedagang sate bisa berjualan di pinggir
jalan raya di dekat pasar, perkantoran, perumahan, ataupun daerah
sekitar kampus. Biasanya antar pedagang sate memiliki aturan bahwa untuk
wilayah tertentu hanya ada satu pedagang sate saja. Jadi Anda harus
memperhatikan daerah sekitar lokasi sebelum memutuskan berjualan di
suatu tempat agar tidak saling merugikan.
Perlengkapan yang diperlukan untuk
menjalankan bisnis sate antara lain gerobak, tenda, meja, kursi,
panggangan sate, pisau, serta kipas bambu. Perlengkapan makan berupa
piring, mangkuk, gelas, sendok, dan garpu. Tenda bisa dibuat berukuran
kecil atau sedang tergantung ukuran tempat serta tingkat keramaian
pengunjung. Meja kayu dapat dibuat 1 sampai 2 buah dengan kursi 6 sampai
10 buah.
Pemilik bisnis dapat turun tangan
sendiri atau mempekerjakan beberapa karyawan. Karyawan bisa bertugas
melayani pesanan pembeli atau membakar sate. Karyawan sebaiknya dilatih
terlebih dahulu bagaimana cara membakar sate yang benar agar mengetahui
tingkat kematangan daging secara tepat.
Promosi bisa dilakukan dengan membuat
spanduk bertuliskan jenis bisnis yang dipasang mengelilingi tenda atau
gerobak Anda. Spanduk bisa dilengkapi gambar atau foto sate yang menarik
sehingga bisa mendatangkan pengunjung. Promosi lanjutan bisa dilakukan
dengan membuat brosur, terutama ketika melayani pesan antar (delivery
order), melayani pesanan sate dan kambing guling, pernikahan, dan acara
ulang tahun.
Harga satu porsi sate kambing bisa Anda
hargai sekitar Rp 10.000,- s/d Rp 12.000,-. Satu porsi biasanya berisi
10 tusuk. Harga tersebut belum termasuk nasi atau lontong. Harga nasi
dan lontong sekitar Rp 2.000,- per porsi. Sementara harga sup atau gulai
kambing sekitar Rp 8.000,- per porsi.
Resiko bisnis sate antara lain,
banyaknya penjual makanan serupa. Kualitas dan harga yang ditawarkan
oleh pedagang sangat bervariasi sehingga pemain baru harus bisa mencari
celah agar mudah bersaing.
Berikut adalah beberapa tips berjualan sate kambing yang bisa Anda coba:
1. Menjaga kualitas dan rasa dengan cara
antara lain bumbunya yang lezat serta dagingnya yang empuk. Sate
kambing yang empuk secara tidak langsung dapat memperluas pangsa pasar
bisnis Anda, karena mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dapat
memakannya dengan mudah.
2. Lokasi yang ramai tidak selalu
berpotensi sebagai tempat bisnis sate. Pangsa pasar makanan tersebut
bisa dibilang menengah ke atas. Penyebabnya adalah harga satu porsi sate
dianggap cukup mahal bagi sebagian orang. Lokasi dekat perkantoran,
perumahan, pusat jajanan merupakan beberapa contoh strategis tempat
untuk bisnis sate.
3. Menjalin kerjasama dengan supplier.
Pada saat tertentu contohnya hari besar agama, harga daging kambing
mengalami peningkatan karena banyaknya permintaan dari masyarakat.
Menjalin kerjasama dengan rumah potong hewan ataupun peternak kambing
dapat meminimalisir resiko kekurangan bahan baku dan kenaikan harga yang
terlalu tinggi.
Demikian tips berjualan sate kambing dari kami. Semoga dapat bermanfaat untuk Anda yang berminat membuka usaha sate kambing.
No comments:
Post a Comment