Monday, 18 April 2016
USAHA MEMBUAT DAN MENJUAL TEMPE YANG SUKSES
Di dusun Madang Atas terdapat Usaha Kecil Menengah (UKM) seperti usaha tempe, tahu dan kopi. Salah satunya yaitu usaha rumahan produksi tempe milik Bapak Turino yang telah beroperasi selama 5 tahun. Sejak tahun 2010, Bapak Turino telah menggeluti usaha pembuatan tempe dengan modal awal Rp. 200.000. Dengan modal itu, Bapak Turino mendapatkan 20 kilogram kedelai dan ragi tempe. Harga kedelai pada tahun tersebut yaitu Rp. 6.000 per kilogram. Bahan baku yang digunakan yaitu kedelai impor dari Filipina dan Thailand yang dapat dibeli dipasar. Harga kedelai Filipina dan Thailand saat ini yaitu Rp. 8.000 per kilogram. Bapak Turino menggunakan kedelai impor karena biji kedelainya yang lebih besar daripada kedelai lokal dan menghasilkan tempe yang lebih enak. Bapak Turino tidak memiliki karyawan dan menjalankan usaha ini bersama istri. Untuk proses produksi, dibutuhkan waktu 3 hari sampai tempe siap dipasarkan. Pada hari pertama, kedelai direndam selama ½ hari kemudian direbus. Untuk meminimalkan biaya produksi, Bapak Turino menggunakan kayu bakar untuk proses perebusan yang didapat disekitar rumahnya. Selanjutnya kedelai direndam lagi dengan menggunakan biang tempe. Pada hari kedua, kedelai yang sudah direndam dengan biang tempe tadi kemudian digiling dan diberi ragi tempe. Untuk ragi tempe dapat dibeli dipasar dengan harga Rp. 12.000 per bungkus. Untuk 10 kilogram kedelai dibutuhkan 5 sendok ragi tempe. Setelah itu kedelai yang sudah diragi ditempatkan dalam tampah bambu berbentuk persegi panjang dan disusun serta diberi jarak sehingga memudahkan dalam proses pengirisan Pada hari ketiga, kedelai yang sudah jadi kemudian diiris dengan ukuran 3 cm. Tempe yang sudah jadi dan diiris ini kemudian dikemas dengan menggunakan daun pisang.
Labels:
USAHA TEMPE
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment